Pagi sobat, blogger Indonesia. Saya ingin berbagi sesuatu kepada sobat. Tapi bukan tentang trik blog, tutorial blog ataupun trik photosop. Kira-kira seperti ini ceritanya:
Pagi ini bapak, sedang menunggu seorang tukang sol sepatu. Ia ingin mengunakan jasa tukang sol sepatu itu, untuk membenarkan sepatu kesayangannya yang telah "sedikit mangap" di depannya.
Lama menunggu akhirnya, tukang sol sepatu itu datang. Agak terburu-buru nampaknya jalannya, seperti ada yang di kejarnya, -di tambah suara lengkingannya yang khas.. sol.. sepatu.. sol sepatu.. demikian di ulang-ulang. Dengan sigap bapak memanggil tukang sol sepatu tersebut. Mananyakan harga jasa sol sepatu, kemudian mengambil sepatunya yang telah "mengap" itu dan menyerahkan kepada tukang sol sepatu tersebut.
Dengan sigap pula, tukang sol sepatu itu melaksanakan kerjanya. Cukup cekatan ia, seperti seorang ahli sulap. Dengan alat kerjanya berupa benang, lem dan sebuah jarum khusus ia membuat lubang dan menyusupkan benang kedalam lubang itu, seperti itu seterusnya.
Tidak hanya itu yang menarik dari seorang tukang sol sepatu. Pernah kamu membayangkan berapa kilo meter jarak yang ia tempuh setiap harinya?, mancari pelanggan dan menjajakan jasanya?.
Atau yang paling ektrim pernahkah kamu mengira-ngira ataupun sekadar bertanya berapakah penghasilannya?.
Pagi itu Bapak nampaknya telah sadar akan, pertanyaan di atas. maka ia ke dapur di buatkanlah tukang sol sepatu itu kopi. Sebagai tanda kasih dan terima kasih atas kedatangannya, selayaknya sahabat.
Karena setiap kita adalah mitra, saling memberi-dan-saling menerima, dan proses tersebut terjadi sangat alamiah.
"Untuk itulah simbol ini di ungkapkan melalui kopi, sebuah tanda-kasih untuk seorang tukang sol sepatu!".
Pagi ini bapak, sedang menunggu seorang tukang sol sepatu. Ia ingin mengunakan jasa tukang sol sepatu itu, untuk membenarkan sepatu kesayangannya yang telah "sedikit mangap" di depannya.
Lama menunggu akhirnya, tukang sol sepatu itu datang. Agak terburu-buru nampaknya jalannya, seperti ada yang di kejarnya, -di tambah suara lengkingannya yang khas.. sol.. sepatu.. sol sepatu.. demikian di ulang-ulang. Dengan sigap bapak memanggil tukang sol sepatu tersebut. Mananyakan harga jasa sol sepatu, kemudian mengambil sepatunya yang telah "mengap" itu dan menyerahkan kepada tukang sol sepatu tersebut.
Dengan sigap pula, tukang sol sepatu itu melaksanakan kerjanya. Cukup cekatan ia, seperti seorang ahli sulap. Dengan alat kerjanya berupa benang, lem dan sebuah jarum khusus ia membuat lubang dan menyusupkan benang kedalam lubang itu, seperti itu seterusnya.
Tidak hanya itu yang menarik dari seorang tukang sol sepatu. Pernah kamu membayangkan berapa kilo meter jarak yang ia tempuh setiap harinya?, mancari pelanggan dan menjajakan jasanya?.
Atau yang paling ektrim pernahkah kamu mengira-ngira ataupun sekadar bertanya berapakah penghasilannya?.
Pagi itu Bapak nampaknya telah sadar akan, pertanyaan di atas. maka ia ke dapur di buatkanlah tukang sol sepatu itu kopi. Sebagai tanda kasih dan terima kasih atas kedatangannya, selayaknya sahabat.
Karena setiap kita adalah mitra, saling memberi-dan-saling menerima, dan proses tersebut terjadi sangat alamiah.
"Untuk itulah simbol ini di ungkapkan melalui kopi, sebuah tanda-kasih untuk seorang tukang sol sepatu!".
Tags:
Artikel
postingan yang sangat mengharukan
BalasHapusaku jadi malu.cz kadang aku sering meremehkan mereka
yap! saya juga terkadang seperti itu sobat! tapi biargimana-pun mereka itu para pekerja keras!,, yang penuh semangat!(he he he).
BalasHapussaya pernah tanya penghasilan per hari, kira 25-50 rb di potong uang makan dan tiap bulannya di potong uang kontrakan, sisanya di kirim ke kampung,.,.,.,.
BalasHapuskira2 begitu.,.,.
:)
waduh aku juga sering ngrasa gitu..
BalasHapustapi aku tak pernah bisa tuk menghargai mereka...
Tukang sol sepatu memang pekerjaan kecil. Namun dapat menjadi besar saat kita membutuhkannya.
BalasHapusKalau ada sepatu yang sudah gak "kepake" gak ada salahnya
BalasHapus'sedekahin' juga,dari pada mubazir.
Terlepas berapa pendapatannya dalam sehari,menurut saya bukanlah harga pasti..
BalasHapusTerimakasih punya ortu yang dermawan ( pelajaran kita semua )